• Welcome to forex.pm forex forum binary options trade. Please login or sign up.
 

3 Cara Menggunakan Indikator Momentum.

Started by admin, Apr 16, 2020, 11:37 am

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

admin

3 Cara Menggunakan Indikator Momentum.
Dibaca Normal 4 menit.
Indikator Momentum memiliki fungsi sebagai following indicator, pembalikan trend trend reversal dan sebagai leading indicator dengan isyarat divergensi yang terjadi.
Dalam analisa teknikal, penggunaan indikator memegang peranan penting untuk mempertajam analisa seorang trader.
Berbeda dengan indikator fundamental yang berasal dari data-data perekonomian dan kondisi negara, indikator teknikal mengumpulkan data historis pergerakan harga dan menyajikannya dalam bentuk garis atau titik.
Dari pengaplikasiannya, indikator teknikal dibagi menjadi 2, yaitu Oscillator di bawah chart dan Overlay menumpuk pada chart .
Salah satu indikator Oscillator paling veteran yang telah diciptakan adalah Momentum.
Meskipun indikator ini telah cukup lama ditemukan, masih banyak trader yang menggunakannya dalam aktivitas trading mereka.
Indikator Momentum mengukur kecepatan dan besarnya perubahan harga dalam periode waktu tertentu.
Pada umumnya indikator Momentum akan naik ketika arah trend sedang kuat, dan sebaliknya akan turun ketika trend sedang melemah.
Pada artikel ini akan diulas mengenai penggunaan indikator Momentum yang asli, bukan turunannya seperti Commodity Channel Index CCI , Relative Strength Index RSI , atau Stochastics.
Indikator Momentum, Oscillator Yang Sarat Manfaat.
Indikator Momentum lazim juga disebut dengan Rate of Change ROC , karena mengukur persentase perubahan harga antara harga saat ini dan harga beberapa periode sebelumnya.
Pada indikator Momentum, periode waktu n secara default yang sering digunakan adalah 14.
Momentum diukur pada suatu periode waktu tertentu dengan formula .
Momentum pada periode waktu n harga penutupan saat ini harga penutupan pada periode n x 100.
Pada umumnya ada 3 cara dalam menggunakan indikator Momentum, yaitu sebagai trend following indicator , sebagai indikator pembalikan trend trend reversal dan sebagai leading indicator dengan isyarat divergensi yang terjadi.
Mari kita pelajari satu per satu cara penggunannya, agar bisa mendapatkan manfaat lebih dari indikator Momentum.
Menentukan Arah Trend Dengan Indikator Momentum.

admin

Dalam platform trading Metatrader, indikator Momentum menggunakan level 100 sebagai acuan.
Jika garis kurva indikator Momentum memotong level 100 dari bawah ke atas, maka pergerakan harga akan cenderung bullish, dan sebaliknya jika memotong level 100 dari atas ke bawah maka pergerakan harga akan cenderung bearish.
Untuk menyaring filtering arah trend agar diperoleh Momentum entry yang probabilitasnya tinggi, bisa digunakan indikator Simple Moving Average SMA , misalnya sma periode 20 seperti pada contoh EUR USD daily diatas.
Sebagai Indikator Penerusan Arah Trend Atau Pembalikan Arah Trend.
Dalam hal ini indikator Momentum bisa menunjukkan level Overbought dan Oversold seperti halnya RSI atau Stochastic, tetapi karena zona level overbought dan oversold tidak bisa ditentukan relatif , maka kita mesti memperhatikan kondisi ekstrem dengan asumsi tertentu.
Jika indikator Momentum mencapai level tertinggi atau terendah relatif , kita harus mengasumsikan arah trend masih akan berlanjut seperti sebelumnya hingga pergerakan harga berubah.
Sebagai contoh jika indikator teknikal Momentum mencapai level tertinggi dan kemudian turun maka kita asumsikan harga masih akan naik, dan kita hanya akan entry sell bila harga telah benar-benar turun.
Untuk amannya, bisa juga dikonfirmasikan dengan indikator Moving Average.
Arah panah menunjukkan penerusan arah trend karena pergerakan harga masih diatas garis kurva Moving Average.
Perhatikan gambar di bawah ini .
Melihat Isyarat Dari Divergensi Antara Pergerakan Harga Dan Arah Pergerakan Indikator Momentum.
Indikator Momentum membantu kita untuk mengenali divergensi Bullish garis warna biru dan divergensi Bearish garis warna merah .

admin

Saat chart menunjukkan divergensi Bullish, maka langkah yang bisa diambil adalah Buy.
Sebaliknya, jika yang muncul adalah divergensi Bearish, maka kita perlu bersiap untuk mengambil posisi Sell.
Perhatikan gambar berikut .
Divergensi Bullish yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dari bearish ke bullish adalah jika pergerakan harga menunjukkan level low yang lebih rendah dari sebelumnya lower low , sementara indikator Momentum menunjukkan level low yang lebih tinggi dari level low sebelumnya higher low .
Divergensi Bearish yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dari bullish ke bearish adalah jika pergerakan harga menunjukkan level high yang lebih tinggi dari sebelumnya higher high , sementara indikator Momentum menunjukkan level high yang lebih rendah dari level high sebelumnya lower high .
Pada artikel ini, Anda telah memahami penggunaan indikator Momentum murni.
Untuk menambah wawasan Anda, tak ada salahnya untuk mempelajari indikator Momentum turunan seperti RSI Relative Strenght Index .
Ulasan selengkapnya telah dihadirkan Seputarforex melalui artikel berjudul Cara Menggunakan Indikator RSI .
Martin Singgih memulai trading sejak 2006.
Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management.
Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.
 Rusin Konvergensi dan divergensi sebenarnya hanya istilah untuk menunjukkan perbedaan antara arah pergerakan harga dan arah pergerakan kurva indikator.
Konvergensi artinya pertemuan terjadi bila harga bergerak turun sedang kurva indikator bergerak naik sehingga seolah-olah akan bertemu pada suatu titik, sedang divergensi terjadi bila pada titik tertentu harga bergerak naik sedang kurva indikator bergerak turun sehingga seolah-olah terjadi penyimpangan divergence antara keduanya.
Istilah ini digunakan untuk indikator MACD.
Dalam hal indikator oscillator seperti momentum ini, maka keadaan divergensi bullish bisa dianggap sebagai kondisi konvergensi sedang keadaan divergensi bearish bisa dianggap sebagai kondisi divergensi lihat arah gerakan pada gambar terakhir .
 Pramana Wahyu - Untuk kondisi overbought dan oversold memang relatif, tidak seperti pada indikator RSI, stochastics atau CCI.
Dalam hal indikator momentum kita lihat setelah harga mencapai level terendah untuk oversold atau tertinggi untuk overbought dan memantul kembali.
- Untuk analisa divergensi, indikator oscillator yang sering digunakan adalah RSI dan stochastics.
Namun demikian harus diperiksa untuk setiap indikator mana yang terjadi divergensi, karena keadaan divergensi belum tentu terjadi pada semua indikator oscillator dalam waktu yang bersamaan.
Seperti pada contoh berikut ini divergensi terjadi pada indikator stochastics tetapi tidak terjadi pada RSI dan momentum .